Wednesday, January 9, 2013

pedoman penulisan daftar pustaka dan pengutipan


Daftar Pustaka
Daftar pustaka ditulis menurut abjad, berdasarkan nama akhir pengarang/penulis jika nama itu lebih dari satu kata, tanpa nomor urut, dan tanpa gelar akademik penulisnya. Jika daftar pustaka memuat tulisan atau karangan dari satu orang atau kelompok orang yang sama, maka nama pengarang tersebut pada pustaka kedua dan seterusnya diganti dengan garis terputus-putus berupa tanda hubung sepanjang  2 cm.  Selanjutnya penulisan didasarkan pada tahun penerbitan.  Jika salah satu atau sekelompok pengarang mempunyai dua karya pada tahun yang sama dan keduanya dikutip, maka di belakang angka tahun dituliskan huruf a, b, c dan seterusnya.
Penulisan daftar pustaka dari berbagai sumber dilakukan sebagai berikut:
1)  Penulisan sumber pustaka yang berasal dari buku dilakukan dengan mencantumkan unsur-unsur berikut secara berurutan.
(1) Nama akhir pengarang (bila ada), koma, inisial nama depan (dan tengah), titik.  Bila pengarangnya lebih dari satu orang, maka nama pengarang berikutnya dituliskan semua. Jika nama pengarang berikutnya terdiri dari dua kata atau lebih, maka nama depan dan tengah disingkat sebagai inisial sedangkan nama belakang dituliskan apa adanya. 
(2)  Tahun penerbitan, titik.
(3)  Judul buku (setiap kata dicetak miring atau digarisbawahi), titik.
(4)  Kota (tempat) penerbit (pilih yang pertama bila ada beberapa nama kota penerbit), titik dua.
(5)  Nama penerbit, titik.
            Di antara setiap unsur tersebut diberi jarak satu ketukan setelah tanda titik, koma, dan titik dua.  Huruf pertama setiap kata diketik dengan huruf kapital, kecuali kata depan dan kata penghubung.
2)  Penulisan sumber pustaka yang berasal dari jurnal atau majalah dilakukan dengan mencantumkan unsur-unsur berikut secara berurutan.
(1)  Nama pengarang (penulisannya sama seperti untuk buku), titik.
(2)  Tahun peberbitan, titik.
(3) Judul artikel (ditulis diantara tanda kutip, tidak digarisbawahi, huruf pertama setiap kata ditulis dengan huruf kapital, kecuali kata depan dan kata penghubung), titik.
(4)  Nama jurnal.majalah dicetak miring atau digarisbawahi, koma.
(5)  Volume dan nomor jurnal (bila ada), titik dua.  Nomor jurnal ditulis dalam kurung.
(6)  Halaman-halaman tulisan tersebut (halaman awal – akhir), titik.
3)  Sumber pustaka yang berasal dari surat kabar ada dua macam:  tulisan tanpa pengarang dan tulisan dengan pengarang.
Tulisan tanpa pengarang ditulis dengan mencantumkan unsur-unsur berikut secara berurutan.
(1)  Nama surat kabar (dicetak miring atau digarisbawahi), titik.
(2)  Tahun penerbitan, titik.
(3)  Judul tulisan (penulisannya sama dengan penulisan judul artikel dalam jurnal), titik.
(4)  Tanggal, nomor edisi, halaman, dan kolom, titik.
            Tulisan yang ada pengarangnya dituliskan dengan mencantumkan unsur-unsur berikut secara berurutan.
(1)  Nama pengarang (penulisannya sama seperti untuk buku), titik.
(2)  Tahun penerbitan, titik.
(3)  Judul tulisan (penulisannya sama dengan penulisan judul artikel dalam jurnal), titik.
(4)  Nama surat kabar (dicetak miring atau digarisbawahi), titik.
(5)  Tanggal, nomor edisi, halaman, dan kolom, titik.
4)  Penulisan sumber pustaka yang berasal dari buku yang disusun oleh editor (penyunting) dilakukan dengan mencantumkan unsur-unsur berikut secara berurutan.
(1)  Nama pengarang (penulisannya sama seperti buku), titik.
(2)  Tahun penerbitan, titik.
(3)  Judul artikel (penulisannya sama dengan penulisan judul artikel dalam jurnal), titik.
(4)  Dalam nama penyunting (ditulis sebagaimana adanya) ditambah dengan (Ed.) dan titik dua.
(5)  Judul buku (dicetak miring atau digarisbawahi), titik.
(6)  Kota penerbit, titik dua.
(7)  Penerbit, titik.
(8)  Halaman-halaman artikel, titik.
5)  Penulisan sumber pustaka yang berasal dari buku yang tidak ada pengarangnya (misalnya buku GBHN) dilakukan dengan mencantumkan unsur-unsur berikut secara berurutan.
(1)  Nama badan atau instansi (misalnya, Dirjen Dikti, Republik Indonesia), titik.
(2)  Tahun penerbitan, titik.
(3)  Judul buku (dicetak miring atau digarisbawahi), titik.
(4)  Kota penerbit, titik dua.
(5)  Penerbit (bisa sama dengan nama badan atau institusi), titik.
6) Penulisan sumber pustaka berupa makalah yang tidak dipublikasikan dilakukan dengan mencantumkan unsur-unsur berikut secara berurutan.
(1)  Nama pengarang (penulisannya sama seperti untuk buku), titik.
(2)  Tahun penulisan, titik.
(3)  Judul makalah (penulisannya sama dengan penulisan judul artikel dalam jurnal), titik.
(4)  Makalah disajikan dalam seminar … atau lokakarya … pada tanggal … di … (tempat penyajian makalah), titik.
7)  Penulisan sumber pustaka berupa skripsi/tesis/disertasi, dan laporan hasil penelitian yang belum dipublikasikan dilakukan dengan mencantumkan unsur-unsur berikut secara berurutan.
(1)  Nama pengarang (penulisannya sama seperti untuk buku), titik.             
(2)  Tahun penulisan, titik.
(3)  Judul (penulisannya sama dengan cara penulisan judul artikel dalam jurnal), titik.
(4)  Skripsi, tesis, atau disertasi (dicetak miring atau digarisbawahi), titik.
(5)  Kota tempat lembaga berada, titik dua,
(6)  Nama lembaga yang mengesahkan/mengeluarkan, titik.
8)  Penulisan sumber pustaka berupa hasil download dari internet dilakukan dengan mencantumkan unsur-unsur berikut secara berurutan.
(1)  Nama pengarang (penulisannya sama seperti bentuk buku), titik.
(2)  Tahun penulisan, titik.
(3)  Judul tulisan (penulisannya sama dengan cara penulisan judul artikel dalam jurnal), titik.
(4)  Alamat URL lengkap, titik.
(5)  Tanggal pengaksesan, titik.

Contoh Daftar Pustaka dalam Bahasa Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, S.  1979. Kesusastraan Minang Klasik dan Hubungannya dengan Kesusatraan Indonesia. Jakarta: Proyek Penerbitan Buku Bacaan dan Sastra Indonesia dan Daerah. (Buku dengan seorang pengarang)
Asher, J.  1981.  “The Extination of Second Language Learning in American Schools and Intervention Model”. Dalam H. Winitz (Ed.): The Comprehension Approach to Foreign Language Instruction. Rowley, M.A.: Newbury House. Hlm. 115-130. (Artikel dalam buku yang memakai editor/penyunting)
Damanhuri, D.S. 1996. “Deregulasi dalam Kerangka Soehartonemics”. Republika. 18 Juni, No. 160 Tahun IV, Hlm. 1 dan 11, Klm. 1-4.  (Artikel dalam surat kabar)
Djamaris, E. 1990. “Nilai Budaya dalam Sastra (Kaba) Minangkabau”. Makalah disampaikan dalam Seminar Hubungan Sastra dan Budaya Se-Jakarta, pada tanggal 14 – 17 Maret 1990 di Jakarta. (Makalah yang disajikan dalam seminar atau lokakarya)
-----------------. 1993. “Mengungkapkan Nilai Budaya dalam Sastra Nusantara: Nilai Budaya dalam kaba Rang Mudo Selendang Dunio”. Bahasa dan Sastra, 21(3): 5-10. (Artikel dalam jurnal atau majalah ilmiah, ditulis oleh Djamaris, E.)
Hartati, D. 1994. “Perbandingan pelaksanaan Pengajaran Apresiasi Sastra di SD Negeri 73 dengan SD Yayasan Nurul Iman Palembang”.  Skripsi. Palembang: FKIP Universitas Sriwijaya. (Skripsi)
Republika. 1996. “Bintan Resort, Kawasan Wisata Terpadu Terbesar di Dunia”. 18 Juni, No. 160 Tahun IV, Hlm. 3. Klm. (1-5). (Tulisan tanpa pengarang dalam surat kabar)
Richards, J.E.,J.G. Platt, dan H. Weber. 1985. Longman Dictionary of Applied Linguistics. Harlow, England: Longman Group Limited. (Buku dengan tiga pengarang)
Universitas Sriwijaya. 1999. Buku Pedoman Universitas Sriwijaya. Inderalaya: Percetakan dan Penerbit Universitas Sriwijaya. (Buku dengan tanpa pengarang)
Le Brocque, A. 2000. “Vegetation Description”. http://www.usq.edu.au/users/lebroc/bio3311/lec5-102.html. Diakses tanggal 12 Juli 2003. (Sumber dari internet)


4.4 Teknik Penulisan Skripsi
4.4.1  Tertib Menulis
            Tertib menulis berkaitan dengan penggunaan bahasa dan teknik pengutipan. Hal-hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut.
4.4.1.1  Bahasa
            Skripsi harus ditulis dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar.  Untuk mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, skripsi (tesis) ditulis dalam bahasa Inggris.
4.4.1.2  Teknik Pengutipan
            Teknik Pengutipan berpedoman pada cara-cara penulisan karya ilmiah sebagai berikut.
4.4.1.2.1.  Kutipan Tidak Langsung
            Kutipan tidak langsung adalah penulisan buah pikiran atau pendapat seseorang dengan menggunakan bahasa sendiri tanpa mengubah makna, serta mencantumkan nama akhir pengarang, tahun penerbitan, dan halaman kutipan bila dikutip dari halaman yang pasti.
            Penulisan nama akhir pengarang, tahun penerbitan, dan halaman kutipan dapat dilakukan di depan atau di akhir isi kutipan.  Penulisan yang di depan kutipan dimulai dengan nama akhir pengarang kurung buka, tahun penerbitan, titik dua, (tanpa spasi) nomor halaman, kurung tutup.  Penulisan di akhir kutipan dimulai dengan kurung buka, nama akhir pengarang, koma, tahun penerbitan, titik dua, (tanpa spasi) nomor halaman, kurung tutup.

4.4.1.2.2  Kutipan Langsung
            Kutipan langsung adalah penulisan buah pikiran atau pendapat seseorang seperti apa adanya.  Dalam kutipan dicantumkan nama akhir pengarang, tahun penerbitan dan halaman kutipan.  Penulisan nama akhir pengarang, tahun penerbitan dan halaman kutipan dapat dilakukan di depan atau akhir isi kutipan.  Penulisan nama di depan kutipan dimulai dengan nama akhir pengarang, kurung buka, tahun penerbitan, titik dua, (tanpa spasi) nomor halaman, kurung tutupPenulisan nama di akhir kutipan dimulai dengan kurung buka, nama akhir pengarang, koma, tahun penerbitan, titik dua, (tanpa spasi) nomor halaman, kurung tutup.
            Kutipan langsung yang terdiri dari empat baris atau lebih diketik dengan jarak satu spasi dan ditempatkan di bawah kalimat terakhir, menjorok ke dalam lima ketukan dari rata kiri dan lima ketukan dari rata kanan.
            Kutipan langsung yang kurang dari empat baris ditulis dalam tanda kutipan (“) dengan jarak dua spasi dan tidak menjorok ke dalam.  Nama akhir pengarang, tahun penerbitan dan halaman kutipan dicantumkan seperti dalam kutipan lainnya.
            Kutipan langsung tidak selalu diawali dengan tiga tanda titik. Pemberian tiga tanda titik juga dapat dilakukan jika kutipan langsung itu memisahkan satu bagian kalimat dengan bagian kalimat lainnya. Kutipan langsung yang tidak sampai pada titik akhir suatu kalimat diakhiri dengan empat tanda titik.
            Jenis kutipan lain adalah kutipan adalah kutipan dalam kutipan, yang maksudnya seseorang mengutip pendapat orang lain yang telah dikutip oleh orang lain. Hal ini hanya boleh dilakukan bila sumber aslinya tidak mungkin didapat karena satu dan lain hal. Dalam pengutipan seperti ini, sumber-sumber informasi tersebut harus dicantumkan baik dalam karangan atau tulisan maupun dalam daftar pustaka.
Contoh Kutipan Tidak Langsung dalam Bahasa Indonesia
(1)
Sampai sekarang, boleh dikatakan, hasil yang dicapai oleh pengajaran bahasa Indonesia di sekolah-sekolah belum memuaskan.  Murid-murid lulusan sekolah lanjutan tingkat atas sebagian belum/tidak dapat mengunakan bahasa Indonesia baku dengan baik dan benar (Badudu, 1985:35)

(2)
            Kepentingan suatu kaum diurus oleh seorang laki-laki dewasa dari keluarga itu yang bertindak sebagai niniek mamak bagi keluarga itu. Istilah mamak itu berarti saudara laki-laki ibu. Tanggung jawab untuk memperhatikan suatu keluarga memang terletak pada pundak seseorang atau beberapa mamak(Junus dalam Koentaraningrat, 1988:225)
(3)
            Tarigan (1990:2) mengemukakan bahwa pada dasarnya tujuan akhir pengejaran bahasa adalah agar siswa terampil berbahasa, yaitu terampil menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Hal itu sesuai dengan kurikulum SMA 1984 yang menyatakan bahwa pengajaran bahasa bertujuan agar siswa memiliki kemampuan berkomunikasi dengan bahasa Indonesia dan sastra Indonesia sesuai dengan situasi dan tujuan berbahasa serta sesuai dengan tingkat pemahaman siswa.
(4)
            Menurut Yasin (1988:130 – 131), bentuk dasar kata ulang merupakan bentuk linguistik yang menjadi dasar pembentukan setiap kata ulang. Bentuk dasar tersebut harus dapat dipakai dalam penggunaan bahasa sehari-hari dalam berbagai bentuk atau kalimat.
(5)
            Menurut Keraf (1951 : 150), pengulangan sebuah kata akan menghasilkan sebuah kata yang b aru dengan identitas leksikal yang sama, misalnya gunung adalah kata benda, gunung-gunung adalah kata benda; mainan adalah kata benda, mainan-mainan adalah kata benda. Parera (1988:57) mengemukakan bahwa ada satu bentuk kata ulang dari kata sifat ke dalam kata benda yaitu kata ulang muda-mudi. Bentuk dasar muda adalah kata sifat dan mnegalami pengulangan variasi fonem serta bertransposisi ke dalam kelas benda.
(6)
            Menurut Navis (1986:88), sumber dasar dari adat Minangkabau adalah hokum Islam, sedangkan sumber dasar hokum Islam adalah Alquran. Pandangan itu meletakkan Islam sebagai sumber utama dalam pandangan hidup orang Minangkabau.
(7)
            Perkawinan menurut adat Minangkabau adalah urusan kaum kerabat, mulai dari mencari pasangan sampai pada perkawinan, bahkan sampai segala akibat perkawinan itu. Pola perkawinan yang eksogamis, menjadikan suami tidak lebur dalam struktur keluarga istri, sedangkan anak dari perkawinan itu menjadi keluarga kaum istri. Suami bukanlah pemegang kekuasaan atas anak dan istri (Navis, 1986:1993-1994)

(8)
            Kaba pada mulanya bersumber dari hikayat yang menceritakan kehidupan keluarga raja, pengembaraan, penampilan kesaktian, dan kehidupan mambang peri. Selanjutnya, cerita itu berubah menjadi prosa khas Minangkabau yang  beradaptasi dengan sistim social budaya Minangkabau sehingga bentuk aslinya hilang dan timbul bentuk baru, yaitu kaba. Ini terlihat dalam hikayat Malin Demang, Hikayat Si Umbik Modo, dan Hikayat Taktung (Udin dkk., 1984: 15 – 16).
(9)
            Dalam UUD 1945, BAB XV, pasal 36 bahasa Indonesia dinyatakan sebagai bahasa Negara. Berdasarkan kedudukannya sebagai bahasa Negara, salah satu fungsi bahasa Indonesia adalah sebagai bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan mulai dari taman kanak-kanak sampai ke perguruan tinggi (Halim, 1984:25).
(10)
            Tokoh bawahan adalah tokoh yang kedudukannya tidak sentral di dalam cerita, tetapi kehadirannya sangat diperlukan untuk menunjang atau mendukung tokoh utama (Grimes dalam Sujiman, 1992:19)

Contoh kutipan langsung dalam bahasa Indonesia                       
(1)
            Sabda Rasulullah (dalam Hakimy, 1988:45), “Kaum wanita adalah tiang rumah tangga dan tiang Negara. Kalau baik kaum ibu, baiklah rumah tangga dan Negara. Kalau rusak kaum ibu, rusaklah rumah tangga dan Negara”.
(2)
            “… Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul” (Arikunto, 1993:62).
(3)
            Arikunto (1993:104) mengemukakan bahwa “sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang akan diselidiki”.
(4)
            “Anggapan dasar adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima penyelidik” (Arikunto, 1993:55).
(5)
Wellek dan Waren (1990:110) menyatakan,
… sastra mencerminkan dan mengekspresikan hidup. Pengarang tidak bisa tidak mengekspresikan pengalaman dan pandangannya tentang hidup. Tetapi tidak benar kalau dikatakan bahwa pengarang mengekspresikan kehidupan secara keseluruhan, atau kehidupan zaman tertentu secara konkret atau menyeluruh.

(6)
            Bahasa Indonesia sangat penting dikuasai oleh siswa sekolah menengah atas untuk memahami mata pelajaran lain sebagaimana dikatakan Badudu (1985:78) sebagai berikut.
Menguasai bahasa Indonesia dengan baik akan mempermudah murid memahami mata pelajaran yang lain. Oleh karena itu bahasa merupakan mata pelajaran utama baginya karena menjadi dasar semua mata lain.
(7)
            Menurut Arikunto (1993:107) besarnya sampel yang akan diambil bergantung pada jumlah subjek dalam populasi.
… apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih …



                                                     









2 comments:

  1. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  2. Sangat bermanfaat post nya apalagi untuk mahasiswa semester akhir ^_^

    ReplyDelete